Belajarlah dari orang China.

"Tuntutlah ilmu sekalipun di negeri China"

Mungkin kita sudah tidak asing lagi dengan kalimat itu. Kalimat yang (katanya) merupakan penggalan dari hadist Nabi Muhammad SAW. ya, katanya kalimat itu merupakan sebuah hadist, meski kalau kita berselancar di dunia maya akan kita temukan ulasan tentang lemahnya hadist tersebut. Salah satunya bisa dibaca disini, silahkan baca dan simpulkan sendiri toh saya menulis cerita ini bukan untuk memperdebatkan tentang benar tidak kalau kalimat itu adalah benar Hadist dar Nabi Muhammad SAW. Mau itu hadist shahih (kuat) ataupun lemah, biarkan saja toh kita semua pasti sepakat kalau kalimat itu sudah populer di masyarakat.

Cerita kali ini sengaja saya tulis karena memang kurang lebih 4 tahun ini saya bekerja, berteman, belajar dan ber-bos-kan orang China. Ya, tempat saya bekerja mencari rejeki dan ilmu saat ini adalah group dari perusahan nomor satu di Indonesia, Astra International. Perusahaan yang kita sama-sama tahu berisikan banyak orang China (saya tidak bilang mayoritas, karena kalau dihitung persentase tentu jumlah pribuminya pasti lebih banyak orang pribumi), khususnya di level Managerial.

Sekedar intermezzo, coba kita sedikit bahas tentang China (orang china) secara general. China (Tiongkok) adalah negara dengan penduduk nomor satu terbesar di dunia dengan populasi kurang lebih 1.36 Miliyar kepala. Untuk ukuran luas daratan, China merupakan negara terluas ke-4 setelah Rusia, Kanada dan AS. 213 orang China masuk ke dalam daftar 1.826 Billionaires (kekayaan diatas 1 Milyar $)  versi Forbes, setara dengan 11% populasi orang kaya berasal dari China. Bahkan 8 dari 10 orang terkaya di Indonesia versi Forbes pun adalah berasal dari keturunan China. Mungkin jika bisa di statistikan, mungkin 80% total kekayaan di Indonesia, dikuasai oleh 20% keturunan China, mirip seperti hukum pareto. Silahkan gugling sendiri atau langung pelototin forbes.com untuk lebih lengkapnya. Bahkan kalau boleh iseng, coba kalian tanya teman, kerabat, keluarga atau siapapun itu yang bekerja di perusahaan besar, industri FMCG, Banking/Financial, Properti, Otomotif, Media, Telco, Oil & Gas dll pasti bos-bosnya kebanyakan peranakan China.  Sampai-sampai hebatnya tentang china, ada joke berbunyi "Cuma makhluk hidup yang buatan Tuhan, sisanya buatan china (Made in China)". Silahkan anda cek keabsahan joke tersebut, barang apa yang anda punya yang tidak ada kaitannya dengan China?? Hanphone, Laptop, Sepatu, Tas, TV, AC dll.. Pasti Made in China. Sampe-sampe, peniti yang barang sekecil itu pun adalah buatan China.

10 orang terkaya di Indonesia 2015 (forbes.com)
Bukan bermaksud untuk menceritakan hal-hal dari sisi finansial atau material. Namun jaman sekarang, kebanyakan orang menagatakan sukses itu adalah orang yang sudah punya kedudukan tinggi dan mapan secara finansial. Meski tolak ukur sukses orang berbeda-beda, namun mayoritas pasti orang bilang sukses itu ya orang yang uda punya A, punya B, punya C dll.

Kembali ke topik cerita, kenapa kali ini saya coba angkat cerita sesuai judul diatas, Belajarlah dari Orang China. 4 tahun bekerja di tempat bekerja saya sekarang banyak membuka mata saya kenapa orang China itu bisa sukses atau bisa sehebat itu. Tentu ini hanya berdasarkan opini saya, apa yang saya liat selama keseharian saya bekerja di perusahaan ini, bukan berdasarkan riset secara kualtitaif ataupun kuantitatif. Tentu saja tidak perlu riset, toh kalau pada akhirnya semua yang saya ceritakan pasti persis seperti apa yang terjadi di tempat kalian bekerja.

Orang China yang saya tau, yang saya kenal secara pertemanan atau pekerjaan adalah orang yang Do the Best dan Disiplin. Apapun yang mereka kerjakan pasti ingin selalu yang terbaik, dasi sisi penampilan atau isinya. Mereka tidak mau yang mereka kerjakan itu setengah-setengah, mereka mau hasil yang setinggi-tingginya dan sebaik-baiknya. Pernah saya punya teman di kantor, untuk sebuah tugas akhir presentasi dia rela melakukaan riset kecil-kecilan laangsung ke perusahaan tetangga untuk menyempurnakan tugas akhir dia, padahal lingkup tugas akhir yang dibuat adalah bersifat internal saja. Juga dari sisi disiplin, ketika kebanyakan dari orang-orang pribumi dikantor banyak yang ingin tergesa-gesa pulangmeski perkejaan belum selesai, tapi banyak teman saya yang china malah tetap asik menyelesaikan perkejaannya sampai selesai, tanpa menunda untuk esok hari. Terlepas dari urgent atau tidaknya pekerjaan itu, mereka tetap ingin kerjaan itu beres cepat, sehingga besok-besok mereka bisa mengerjakan hal lain, ataupun tidak ada kerjaan lain besok mereka bisa prepare di esok harinya takut-takut ada pekerjaan dadakan. Ga heran, dulu mereka-merekalah yang sering nemenin saya lembur dikantor waktu di HO dulu.

Ga temen, ga bos. Bos dan Bosnya bos saya juga orang china. China jawa yang keras dan temperament, tiada hari-hari saya lewatkan tanpa lantangan suaranya ang bisa terdengar sampe bilik sebelah. Bos yang selalu rewel menanyakan progress, yang selalu menambahkan pekerjaan baru disaat pekerjaan satu belum beres, bos yang kadang ga mau tau gimana caranya yang penting harus beres dan good result. Terlepas dari sifatnya tersebut, saya sadar cara itulah yang paling cocok untuk bisa jadi bos saya, bos temperament yang mengharuskan segala sesuatu beres pada tepat waktunya dengan hasil yang terbaik. Dia hanya memberi sekali intruksi dan penjelasan, sisanya biarkan saya yang berpikir dan menyelesaikan masalahnya. Kalau dilihat dari sisi negatif tentu bawaanya selalu mengeluh mendapat bos seperti itu, tapi akhirnya kita tersadar, kita sedang ditempa untuk bisa terbiasa dengan hal tersebut, serba cepat, serba urgent, serba harus terbaik, serba cuan cuan cuan. Toh seni memimpin ada banyak caranya, mungkin cara seperti ini lah yang paling cocok dengan saya.

Nah itu yang saya pelajari dari orang china di lingkup pekerjaan internal saya. Kalau kita bicara dari lingkup lain, tentu masih banyak hal luar biasa lainnya dari orang china. Dagang, Niaga, Bisnis atau Jualan, apapunlah itu namanya ga bakal ada yang ga setuju kalo orang china adalah jawara soal ginian. Silahkan cek tempat sentra bisnis, mau itu Mol, Pasar, ITC, semuanya mayoritas orang Cina. Monggo ke Tanah Abang, cuma ada 2 penguasa disana, orang China dan orang Padang. Silahkan ke Moll & ITC ketika "boleh kakak, cari apa kakak" dipekerjakan oleh pemilik-pemilik yang notabene banyak orang China. Atau ga usah jauh2, silahkan anda iseng mampir ke ruko2 atau toko2 grosiran di pasar daerah anda, entah itu kelontongan (barang harian), toko emas, toko jam sampai toko bangunan, bisa dipastikan mayoritas pemain nya adalah orang China (meski juga banyak orang pribumi).

toko kelontong (via om gugel)
 Pertanyaan simpelnya, kenapa mereka semua bisa seluar biasa itu?. Kalau yang saya lihat, orang China itu punya etos kerja yang luar biasa dan pastinya sense of business nya ga kalah hebat. Kalau anda gugling, taipan-taipan konglomerasi China itu awalnya hanya bisnis kecil-kecilan. Contoh yang sederhana saja, Astra International, awalnya hanya sebuah toko kelontongan rumahan yang menjual kebutuhan sehari-hari, namun seakarang sudah melaham semua lini bisnis di Indonesia dan menjadi perusahaan no 1 di Indonesia. Kurang lebih, inilah sedikit etos kerja yang saya perhatikan dari orang China dalam berbisnis/berdagang :
- Harga Kompetitif. Untung gapapa sedikit, yang terpenting dalam kuantitas yang banyak
- Keuntungan yang didapat bukan untuk dikonsumtifkan, namun di puter lagi sebagai modal untuk perlebar usaha (klo kebanyakan kita, keuntungan dipakai buat konsumtif)
- Lebih baik duit buat beli toko atau nambah modal dulu (otaknya isinya, invest invest, cuan cuan). Beli rumah, mobil bisa nanti-nanti.
- Berpikir bisnis jangka panjang, bersikap jujur dalam berdagang jadi bikin customer itu menjadi langganan
- Tidak menjelekkan toko lain atau toko sebelah, mereka percaya akan etika dan moral (ga hanya mikir untung aja).
- Ulet, gerak cepat, tidak santai-santai dan disipilin. (coba cek sendiri klo belanja ke mereka, pasti gerakanan cepat).
- Tag team, kerja sama yang win-win dengan sesama kolega bisnisnya. Maju bersama, bukan saling menjatuhkan.
- Keras terhadap diri sendiri. Tahan banting, gagal coba lagi, gagal coba lagi. Masalah adalah batu loncatan, dan bukan penghalang sebuah keberhasilan.
- Mendidik anak-anak untuk berbisnis dari dini, ga salah klo kita liat ketika masuk toko orang china pasti ikut melibatkan anak-anak mereka
- dan masih banyak lagi etos kerja yang bisa bikin orang china bisa sesukses itu, mungkin nanti saya akan dapat jawabannya setelah makin banyak bergaul dengan orang china.

Kurang lebih itulah yang saya pelajari dari orang China, orang-orang yang dianggap minoritas di Indonesia namun merekalah pemilik mayortitas kekayaan Indonesia. Dimana ada mereka, pasti ada lahan bisnis yang bisa menghidupkan suatu daerah. Meski segelintir orang tetap saja masih memandang sinir RAS mereka, tapi patut diacungi jempol kalo merekalah bisnisman sejati. Tundukkanlah ego kita, belajarlah dari mereka, belajar dari bagaimana mereka bersikap dan berusaha sebaik-baiknya untuk mencapai suatu tujuan.

Mari, Belajarlah dari Orang China.

*Cerita ini hanya bersifat opini, jika ngerasa tidak pas ya monggo. toh masing-masing orang punya opini masing-masing tentang orang China.

Muara Bungo.
31 Januari 2016
Ditulis ketika sedang duduk sambil mendengar lagu Koil sambil menunggu closing kantor.

1 comments:

Unknown said...

Luar biasooo udaa

Post a Comment

Powered by Blogger.

Total Pageviews

visitor

Followers